Minggu, 03 Juli 2016

Operasi Pengangkatan Fibroadenoma Mamae (FAM)

The name tag
Alhamdulilah akhirnya operasi pengangkatan Fibroadenoma Mamae (FAM) di payudara kanan saya telah dilaksanakan kemarin, hari Jumat, 24 Juni 2016 pukul 12.25 waktu indonesia bagian Bandung, hehehe. Operasi dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral di RS Hasan Sadikin. Gimana perasaannya sekarang? huuuhuhuu, masih sakit pasca pemulihan operasi, tapi sungguh lega karena akhirnya operasinya sudah dilaksanakan dengan sangat lancar. So i will share how the process goin, and how the process after the surgery. Semoga cerita hari ini bisa menjadi informasi yang bermanfaat bat teman-teman semua.

Pukul 7 Pagi, kami sudah tiba di RS Hasan Sadikin, saat itu kami dibantu oleh salah satu kerabat suami saya untuk mengurus semua administrasi BPJS. Jadi kami tinggal duduk manis di ruang instalasi bedah sentral yang terletak di lantai 4, di area UGD. Disana, masih sangat sepi, kami sengaja datang pukul 7, karena berdasarkan hasil informasi terakhir yang kami update, saya mendapat giliran pertama operasi. Dan ternyata, jadwalnya molor. Sepertinya, mereka memprioritaskan pasien rawat inap terlebih dahulu. Sejak pukul 7.30, dokumen saya sudah siap. I already wear my patient bracelet, tahu kan yang berwarna biru muda (atau bisa jadi warna lain), dengan nama dan tanggal lahir serta nomer record pasien kita tertulis disana, and there is also a barcode which I dont know the function. Mungkin saat barcode itu di tapping ke sebuah alat, data pasien akan automatically muncul di layar komputer.

Pintu bagian depan Instalasi Bedah Sentral
Hari itu saya sangat bersemangat, saya ingin operasi ini segera terlaksana, agar urusan kesehatan segera beres. Tapi dengan molornya waktu, saya mulai uring-uringan, ditambah lagi saya sudah menjalani puasa menjelang operasi sejak kemarin tanggal 23 Juni, sehingga badan saya agak lemas dan kepala mulai sakit karena perut kosong. Saya berkali-kali bilang pada suami yang mendampingin saya, "kok lama ya?" atau "would you check inside, when its my time?. Dan memang faktanya belum waktunya. Ruang tunggu di depan instalasi bedah sentral semakin ramai, keluarga pasien yang jumlahnya tidak sedikit berbondong-bondong mendampingi anggota keluarga mereka yang akan mendapat tindakan operasi hari itu. Malika sengaja kami tinggal dirumah, ibu saya datang dari Pamulang menemani Malika di rumah. Grace, sahabat kami datang berkunjung ke RS untuk mengecek bagaimana kondisi kami, dan gak lama setelah Gege (panggilan akrab Grace) datang, they called me inside.

sesaat sebelum operasi 
Di balik pintu yang bertuliskan 'Instalasi Bedah Sentral' tersebut, terdapat beberapa bagian area. Area yang pertama kami masuki adalah area netral, dimana keluarga masih diperbolehkan mengantar. Disana, pasien akan diberikan baju dan head cap, dan diminta untuk mengganti semua pakaian yang menempel dengan pakaian operasi tersebut. Pakaian berwarna hijau tosca tersebut sudah 3x saya gunakan, saat akan menjalankan operasi pengangkatan FAM yang pertama 15 tahun lalu, saat operasi cesar 9 tahun lalu dan hari itu saat menjalankan kembali operasi pengangkatan FAM yang kedua. Baju yang hanya berupa mantel tersebut, memang difungsikan fleksibel dapat dibuka, agar proses operasi lebih mudah. Sesudah menggunakan pakaian dan head cap, saya berpamitan pada suami. Dan masuk ke ruang tunggu pasien, sedangkan keluarga kembali ke ruang tunggu luar area netral.

Terdapat 4 bed di ruang tunggu yang berada di selasar. keempatnya, disekat oleh tirai berwarna peach. Suster meminta saya untuk menunggu di bed nomer kedua dari kiri, karena telah menunggu sejak pukul 7 pagi dan baru dipanggil pukul 11, maka saya yang sudah cukup lelah tersebut memutuskan untuk berbaring. Kepala saya sudah berdenyut keras, pusing. Selain karena lelah menunggu, berpuasa hampir 12 jam membuat saya kehilangan banyak cairan. Untungnya tidak lama kemudian ada 2 petugas yang datang dan segera memasang infus, untuk mengganti cairan tubuh saya. Tidak lama setelah dipasang infus, saya memutuskan untuk tidur karena saya kembali harus menunggu hingga para dokter selesai menjalankan shalat jumat.

ruang tunggu tempat keluarga pasien menunggu
Pukul 12.15, beberapa orang dokter menjemput saya untuk masuk ke ruang operasi. I am ready for the worst part of the surgery, ruangannya dingin banget!! Tubuh saya selalu gemeretak dan gemetaran kencang setiap masuk ke ruang operasi, bukan karena nervous, melainkan karena tidak bisa menahan dingin. Sembari menahan rasa beku yang perlahan merayap di seluruh permukaan tubuh, dokter meminta saya untuk naik ke kasur operasi. kedua lengan pakaian saya kemudian dilepaskan, namun dibiarkan tetap menutupi bagian tubuh utama saya.

Ada 3 orang dokter pria yang akan mengerjakan operasi ini dibantu oleh 2 orang perawat, satu orang laki-laki dan perempuan. Paling tidak itu yang saya saksikan sesaat sebelum diberikan obat bius. kedua tangan saya diminta direntangkan, Lengan kanan kemudian saya dipasang alat tensi darah yang akan memantau tekanan darah saya selama operasi berlangsung. Tangan kiri diberikan penjepit di jari telunjuk serta 3 kabel yang ditempet di bagian ketiak kiri, dan 2 di bagian dada kanan dan kiri yang berfungsi untuk mengukur detak jantung. Tidak lama, saya mendengar suara itu. nit.. nit.. nit.. nit.. suara detak jantung saya dari monitor jantung, yang menandakan jantung itu masih hidup dan bekerja dengan baik.

after surgery
Saya sudah pernah ada di posisi ini sebelumnya, jadi semua akan baik - baik saja. bisik saya dalam hati. Meskipun pada akhirnya, di detik-detik akhir sebelum saya benar-benar kehilangan kesadaran karena obat bius saya akhirnya merasa gugup. Saya menyempatkan diri membaca doa memohon kelancaran selama proses operasi berlangsung dan keselamatan hingga saya kembali sadar dari bius.

Tidak lama kemudian salah satu dokter berkata, "kita mulai ya bu, operasinya. Obat biusnya akan kami masukan, rasanya akan sedikit sakit". Saya menengok ke arah jam dinding di sebelah kiri, waktu menunjukan pukul 12.25, lalu saya mengarahkan pandangan saya ke tangan kiri saya yang sudah berbalut selang infus, dokter pun menyuntikan cairan bius. Perlahan rasa sakit menggerogoti tangan saya, seperti ada yang menjalar, saya ingat saya sempat meringis kesakitan sampai kemudian semua terasa gelap.

Saya terbangun karena mendengar suara suami saya berbicara dengan seseorang. Lalu saya merasakan sakit, dan kantuk hebat bersamaan. Saya ingin bangun tapi tidak bisa, lalu saya melihat di sekeliling. Semua benda yang menempel di tubuh saya sudah dilepas kecuali infus, udaranya sudah tidak begitu dingin, saya tidak lagi berada diruangan operasi, itu artinya Operasi telah selesai dilakukan. Alhamdulilah, its done.

Suami iseng yang langsung ngajak selfie
Saya bertanya pada suami saya, jam berapakah saat itu. ternyata pukul 13.30 operasi saya sudah selesai dilakukan, jadi total durasinya adalah 1 jam beberapa menit. Saya terbangun pada pukul 2, rasanya gak karuan dalam kondisi dengan obat bius begitu. Tapi saya ingin pulang, yup saya diijinkan langsung pulang hari itu setelah One Day Surgery (ODS). Lalu suami mengambilkan celana dan pakaian saya, untuk kemudian dipasangkan satu persatu secara perlahan setelah infus dilepaskan. Kenapa saya diijinkan pulang dan hanya menjalankan ODS saja, itu karena saya dianggap sehat dan menurut pertimbangan medis tidak memerlukan rawat inap. Saya diperbolehkan minum sekitar pukul 6 sore, dan makan satu jam setelahnya, begitu pesan dokter. Lalu dengan menggunakan kursi roda, kami menuju kendaraan di luar gedung yang sudah menunggu. Saya pulang.

Hari ini 3 Juli 2016, sepuluh hari pasca operasi, saya sudah 90% pulih, dan memutuskan untuk membagikan pengalaman ini kepada teman-teman semua. Setiba dirumah dari rumah sakit, rasanya sangat tidak karuan. Karena badan saya yang masih dalam pengaruh obat bius mulai merengek kesakitan, dan parahnya pain killer yang diberikan oleh dokter malah membuat saya tambah sakit. Saya diberikan Ciprofloxacin dan Asam Mefenamat, guess what.. perut saya sakit luar biasa.

Jaringan Tumor yang berhasil diangkat
Kalau ada yang tahu rasanya melilit setiap menstruasi datang, it worse than that, saya ingin menangis. Semua yang saya makan dan minum rasanya sangat tidak nyaman. Mual hebat dan I decide to call my doctor. Saya menghubungi dokter Ronald Jonathan yang kebetulan menangani HIV saya, saya bercerita tentang pain killer yang malah menambah rasa sakit bukan membuat badan saya merasa lebih baik. Beliau kemudian memberikan obat lambung bernama Primperan beserta obat pengganti pain killer sebelumnya, kali ini bernama nonflamin. Tadaaa, pemulihan saya terasa jauh lebih maksimal dan saya bisa pelan - pelan beraktifitas kecil tidak hanya berbaring saja.

Hari ini, saya sudah jauh lebih baik. Saya sudah kembali mencuci, memasak, merapihkan rumah dan pastinya menuliskan pengalaman saya ini di blog. Saya masih harus akan kembali ke RS untuk mengecek hasil patologi dari jaringan yang diangkat di payudara kanan saya. Apakah itu tumor ganas, atau tumor biasa. Dan kemungkinan, menjaga kesehatan pasca operasi agar tumornya tidak kembali datang serta hormon di tubuh saya kembali dapat normal. Hingga tulisan ini dibuat saya memutuskan untuk tidak berpuasa karena harus mengkonsumsi obat-obatan dengan benar, serta dilengkapi dengan supan makanan yang bergizi agar cepat kembali pulih dan bisa beraktifitas.

Ahh, Finally yah.. drama Fibroadenoma Mamae ini akhirnya berlalu. Saya tidak lagi merasakan sakit di bagian payudara kanan, tidak lagi merasakan pegal-pegal di bagian kanan badan. I'm totally feeling good today, semoga sehatnya terus berlanjut yah. Hikmah besar yang saya rasakan adalah tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan, bagaimana kita bisa mengelola managemen konsumsi makanan kita agar tidak main asal caplok atau asal kenyang. Satu hal yang juga paling saya syukuri adalah, semua proses operasi saya ditanggung oleh negara, Free by BPJS. Alhamdulilah! Yuk ah, mari kita semua jaga kesehatan yah.. selagi masih bisa di jaga jangan sampai sakit, kenapa harus kita biarkan. Terima kasih sudah membaca tulisan saya hari ini. Love you all!!

21 komentar:

  1. Semoga lekas pulih ya mba dan hasilnya baik baik aja .
    Saya juga pernah pakai pain killer asam mefenamat,ternyata sukses membuat perut tidak beres heheh. Akhirnya di ganti sama pain killer lainnya,dan bertahan sampai sekarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah mak! memang kita harus super sensitif dan berani mengkomunikasikan ganjalan kita sama dokter, kalau gak.. bukannya sehat malah tambah sakit nanti deh. Makasih ya mak, sehat selalu jugaaa :)))

      Hapus
  2. Miss u so much. Senang nengetagui semua baik2. Love u

    BalasHapus
  3. Aq jg pernah op Fam di thn 2007 an. Aslinya blm gawat sih, tp krna kuatir jadi op aja. Kata dr fam itu adl kelenjar susu yg menggumpal, biasanya klo uda menyusui akn hilanh sendiri. Nah itu aq blm tau kebenarannya krna blm menyusui smp skrg. Skrg muncul lg fam. Tapi msh urung utk op lagi krna gak ada keluhan sakit. Klo dokter mba gimana?

    Btw cpt pulih kembali mba, salam kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga sudah operasi yang kali kedua, kenapa akhirnya diputuskan diangkat karena diametrnya yang sudah di atas 3cm. Dan setelah ini, total perbaikan pola makan, agar hormon di tubuh kembali stabil. Karena tentang yang menyusui, setelah operasi pertama kan saya punya anak lalu menyusui, tapi tetap saja da lagi. Persoalnnya kata dokterku sih lebih kepada faktor di tubuh.

      thanks for reading also mbak. Salam kenal!

      Hapus
  4. Alhamdulillah, operasinya lancar ya Mak. Semoga lekas sembuh dan pulih kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulilah wa syukurilah mak, terima kasih banyak

      Hapus
  5. Trims infonya mak...menjadi tahu ttg hl itu. Lekas pulih yaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama mak, semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan selalu ya.

      Hapus
    2. sama-sama mak, semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan selalu ya.

      Hapus
    3. sama2 mak, terima kasih sudah mampir dan membaca.

      Hapus
  6. Alhamdulillah turut senang operasinya lancar ya mbak :)

    keluargahamsa.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulilah, terima kasih sudah membaca ya mbak

      Hapus
  7. Semoga lekas pulih dan sehat..


    anggiputri.com

    BalasHapus
  8. Semoga lekas pulih mbak ☺

    BalasHapus
  9. Alhamdulillah kondisinya baik ya, jadi bisa langsung pulang setelah operasi. Semoga selalu sehat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulilah. semoga kita semua sehat selalu ya mbak

      Hapus
  10. Saya baca sambil merinding di bagian teteh siap-siap masuk RO. Inget dulu mengantarkan Vito ke meja operasi. Jangan sampe pengalaman kaya gitu terulang lagi.

    Sehat terus ya teh. Luar biasa perjuangan dan kesabarannya, insyaAllah bisa melewati ujian Allah dengan baik. :*

    Salam hangat selalu teteh.

    BalasHapus
  11. Hi mba saya jadi ikut sakit bacanya semoga tetap sehat y mba :) salam hangat dari Cimahi

    BalasHapus
  12. Sehat selalu ya Teh, syukurlah kalau sekarang sudah lebih baik ya

    BalasHapus