Selasa, 05 Mei 2015

[Review Buku] Saya Suka Semua Buku Okky Madasari!

sumber : google.com
Saat tengah berjalan jalan ke salah satu tempat favorit saya di muka bumi, dimana banyak buku buku yang berjajar rapih di rak, namun tidak dapat saya baca sembarang jika tidak saya beli, saya menemukan Entrok disana. Ya, di toko buku langganan, saya jatuh cinta pada cover sebuah buku dengan judul yang sepertinya berbahasa Jawa, dengan arti yang tidak saya ketahui. Entrok memiliki sampul depan yang sungguh menarik, yakni gambar tubuh yang sedang membelakangi, nampak dua buah tangan yang hendak melepas beha yang kemudian saya ketahui merupakan arti dari entrok. ya, entrok memiliki arti beha. Beberapa orang jatuh cinta pada sebuah buku karena sudah mengenal penulisnya, atau diceritakan oleh orang lain, atau memang mencari tahu dari membaca referensi referensi yang dituliskan oleh pembaca lainnya. tapi dengan Entrok, saya tidak begitu. saya tidak mengetahui siapa Okky Madasari, saya tidak pernah mendengar namanya, melihat sosoknya baik di majalah maupun di televisi. tapi saya jatuh cinta pada si beha yang ada dalam buku tersebut. Walau buku ini kini agak sedikit rusak karena dipinjam salah seorang teman yang tidak mencintai buku seperti saya. namun bersama Entrok, saya berkenalan lebih dalam dengan sosok perempuan pejuang yang berani menyuarakan perjuangan perjuangan dan permasalahan yang sering dihadapi oleh kelompok kelompok tertentu.

sumber : http://okkymadasari.net/

sumber : http://okkymadasari.net/
Entrok mengisahkan tentang kisah kisah sepanjang orde baru yang bagi saya cukup mengerikan membaca dan membayangkan situasi sebenarnya. Bagaimana banyak orang yang berjuang untuk mempertahankan harta benda serta kehidupan mereka, dan kebahagiaan keluarga mereka di bawah dominasi militer. Dengan nuansa khas Jawa, Mbak Okky mengajak saya larut dalam perjuangan rakyat. Sejak saat itu saya mulai mencari tahu siapa Okky Madasari, dan terus mengikuti perkembangan berita mengenai dia. saya tidak ingin terlewat satupun buku yang ditulisnya. Entrok kemudian di terbitkan kembali dalam terjemahan bahasa Inggris dengan judul The Year Of The Voiceless.

sumber : www.goodreads.com
Baru saya ketahui, ternyata Okky Madasari adalah nama pena. Nama sebenarnya adalah Okky Puspa Madasari. Mbak Okky, ternyata lahir di bulan yang sama dengan saya, bulan Oktober tepatnya tanggal 30 tahun 1984. Sejak membaca Entrok, saya kemudian melangkah terus mencari Maryam, Pasung Jiwa dan 86. Saya haus akan pikiran pikiran dan perasaan yang dimiliki novelis favorit saya ini, yang kemudian dituangkannya dalam keempat bukunya. 86, yang merupakan buku kedua malah saya baru dapatkan di tahun ini, dan baru saja selesai saya baca. Kisah tentang Arimbi, dan konflik kehidupannya yang tidak berkesudahan tersebut, membawa saya menghabiskan buku tersebut hanya dalam waktu beberapa jam saja. Korupsi, menjadi awal yang menggiurkan dan akhir yang mengenaskan dalam kehidupan Arimbi. yang menjadi sebuah gambaran tragis, bagaimana Indonesia saat ini.

sumber : www.goodreads.com
sumber : http://okkymadasari.net/
Maryam, saya beli tidak lama setelah saya memiliki Entrok. Setelah mengetahui akun twitter penulis favorit saya ini, dari sanalah saya akhirnya mengetahui Maryam telah dirilis. Setelah membacanya hingga tuntas, saya memiliki keyakinan yang serupa dengan apa yang tertulis dalam Maryam. Bahwa, Tidak ada satupun manusia yang berhak menyakiti manusia lainnya dengan cara apapun dengan alasan apapun, apalagi persoalan keyakinan. ya, Maryam menggambarkan kehidupan Kaum Ahmadiyah, yang terbuang dan terinjak injak di negaranya sendiri. Kekejaman yang ada dalam bumi pertiwi yang nyata terjadi pada kaum Syiah, beberapa kelompok kristen di beberapa kota di bumi Indonesia tercinta ini, terasa kental saat perjuangan  kaum Ahmadiyah untuk hidup. Maryam membawa Okky, mendapatkan Khatulistiwa Literary Award di tahun 2012, dan Maryam telah diterjemahkan pula kedalam bahasa Inggris dengan judul The Outcast.

sumber : http://okkymadasari.net/

sumber : http://okkymadasari.net/
Saya semakin mencintai Okky Madasari saat selesai membaca Pasung Jiwa. Buku terbarunya yang saya miliki ini berkisah tentang perjuangan seseorang untuk membebaskan diri dari segala keterbatasan yang ada, mengungkap kejujuran yang paling dalam dari seorang diri manusia, walaupun adanya norma yang telah diciptakan oleh negara, agama dan masyarakat, Okky dengan jujur mengisahkan 2 individu berbeda, Sasana dan Jaka Wani yang berjuang untuk hidupnya, Pasung Jiwa dihadirkan sebagai gambaran pergulatan manusia dalam mencari sebuah kekebasan dan melepaskan diri dari belenggu berupa tubuh, pikiran, keluarga, tradisi, serta adat istiadat yang cenderung menyiksa. seperti untaian kalimat yang membuka halaman pertama novel ini "untuk setiap nyala keberanian yang tersembunyi di balik ketakutan". Pasung Jiwa mengingatkan saya pada sahabat sahabat transgender yang seringkali mendapat perlakukan diskriminatif dari masyarakat Indonesia. Pasung Jiwa tidak berhenti disana, diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Bound, menguatkan upaya Okky Madasari untuk membantu kaum kaum yang termarinalkan berjuang melalui tulisan.

tidak bosan mengulang ulang membaca kesemua buku ini. meski tidak memiliki yang berbahasa inggris (karena harganya yang lebih mahal daripada yang berbahasa Indonesia) saya sudah cukup puas dengan memiliki keempatnya dan menunggu tulisan tulisan mbak Okky yang lainnya. Bersama Entrok, 86, Maryam dan pasung Jiwa - jiwa saya tergugah untuk menulis dan terus menulis. walau kadang saya menyalahkan diri sendiri atas konsistensi yang datang dan pergi, namun kekuatan yang ada dalam setiap kata yang dituliskan beliau menginspirasi saya untuk berani menuangkan kegelisahan kegelisahan diri yang selama ini bersembunyi.

Terima kasih Mbak Okky, salah satu sumber inspirasi saya. yang kembali membuat saya bergairah menulis setelah 30 hari alfa dari catatan catatan di blog saya.

referensi tulisan :

4 komentar:

  1. Penasaran sama Pasung Jiwa :(

    BalasHapus
  2. Aku tertarik sama cover bukunya, Mbak.. Ilustrasinya keren :D

    BalasHapus
  3. Dari blog ini saya jadi kenal penulis bernama Okky Madasari, makasih share-nya Ayu, menambah referensi saya yang sedikit mengenai penulis Indonesia

    BalasHapus
  4. Saya juga awalnya tidak sengaja membeli pasung jiwa, karena iseng lagi lihat-lihat buku dan tertarik setelah membaca cuplikan ceritanya. Tentang kebebasan. Ah bukunya memang beda dari yang lain. Saat ini saya sudah punya maryam dan besok akan cari entrok dan 86. Harus punya semuanya. Okky Madasari adalah penulis novel pertama favorit saya.

    BalasHapus