Sabtu, 11 Juni 2016

Siapin Tisu sebelum nonton "The Fault in Our Stars"

source : google
It was so late watch this movie, 2 years after it launch. But yeah, saya gak pernah nonton sebuah film atau baca sebuah buku karena ikut-ikutan. Tapi Karena film itu bagus dan berkualitas untuk dibaca. And this one is different, dan saya belum baca bukunya (so I should put in my shopping list after this, pasti beda baca buku dan nonton film-nya). Anyway, saya baru aja nyelesein nonton ini, barusan banget. Sambil buang-buang ingus yang mampet di hidung karena menangis terlalu kencang dan durasinya cukup lama, setengah perjalanan film ini kayaknya. Tulisan kali ini tentang film The Fault in Our Stars (TFiOS), yang diadaptasi dari buku dengan judul yang sama karangan John Green. Buku nya sudah saya lihat sejak lama, tapi entah kenapa gak saya beli. Mungkin karena saya pikir itu soal teenlit pada awalnya. But I am totally wrong!

Bagi beberapa orang memiliki sebuah penyakit itu semacam penyiksaan. Ada beberapa yang kemudian menjadi depresi dan mengutuk siapapun yang menyebabkan sakit yang ada pada dirinya, bahkan dirinya sendiri dan Tuhan. TFiOS will telling you how you supposed to do when you are in pain. Menonton film ini, membuat dada saya sesak nyaris gak bisa bernafas karena terlalu sering menangis. Air mata yang keluar ini rasanya penuh syukur, karena meskipun saya hidup dengan HIV yang mengalir dalam darah saya. Tujuh tahun ini merupakan hari -hari paling luar biasa yang pernah saya rasakan selama 29 tahun terakhir dalam kehidupan. Karena saya masih memiliki kesempatan untuk memberi lebih banyak cinta kepada lebih banyak orang, dan senyum dari orang-orang yang saya cintai itu merupakan energi terbaik, penyembuh terbesar dibandingkan ratusan pil pahit yang saya telan untuk mengungkung virus HIV ini.

***

So here it is, enjoy my write about the movie!

Hazel Grace Lancaster, seorang gadis cantik berusia 16 tahun. Dia akan mengejutkanmu dan membuatmu bertanya-tanya, ngapain dia bawa-bawa tabung oksigen dan selang yang senantiasa menempel di kedua lubang hidungnya. Kemanapun dia pergi, tabung oksigen itu merupakan sahabatnya. The answer is Thyroid Cancer, cewek manis yang diperankan oleh Shailene Woodley dalam TFiOS ini sakit kanker Tiroid yang menyerang paru-parunya. She is almost die, at 13th tapi nyatanya dia hidup dan Tuhan masih kasih dia kesempatan. 

One day, ibu-nya ngerasa kok si Hazel ini kayak orang depresi ya. Gak pernah keluar rumah, gak punya teman, dan hanya membaca satu buku berjudul "An Imperial Affliction" karya Peter Van Houton berulang-ulang. Sang ibu memaksa anaknya untuk mencari pertolongan, yakni mengikuti kelas support group (yeay, we all people living with HIV love support group!). Sang ibu berharap, putri semata wayangnya ini dapat membuka diri dan bertemu teman. And Voila! Her wish come true.

source google
Hazel ketemu sama seorang cowok bernama Augustus Waters yang usianya terpaut 2 tahun diatasnya. Augustus yang memiliki penyakit Osteosarkoma atau Kanker Tulang ini mengaku hadir di kelas support group itu karena kawannya Isaac yang memiliki kanker di mata. yeah they both is friends, dan keduanya nampak tidak seperti orang sakit lho. Mereka kelihatan happy, dan bodor pisan.. seru aja, gak kayak orang depresi. But who knows ya? Gak ada yang pernah tahu isi hati orang lain, dan saya berhasil dikecoh di film ini yang menganggap dua cowok tengil ini baik-baik aja, gak galau-galau acan. Augusta Waters diperankan oleh Ansel Elgort dan Isaac diperankan oleh Nat Wollff, emang tipikal anak-anak cowok yang kelihatan gak punya beban, meskipun mereka memikul kanker dan segala ruang ruang persoalan yang hadir seiring dengan penyakit yang menyebar di tubuh mereka. Augustus tidak memiliki satu kaki, sudah diamputasi karena kankernya dan Isaac harus menerima kenyataan bahwa dia tidak akan bisa melihat.

Sampe di bagian ini, masih belum mewek.. tapi saya udah mulai banyak terdiam dan berfikir.

Udah bisa kebayang sih, Hazel dan Augusta akhirnya deket. Deket banget, semua orang pasti udah bakalan nebak bahwa sooner or later they will have a relationship. and Yes! kalian semua benar. Augustus kemudian membuat hidup Hazel Grace berubah. Semua aktifitas mereka lakukan bersama., mengisi hari-hari bersama. And its good to have a friends when you are in pain. I feel it!

Hazel sempet drop, dan dokter menyatakan kondisinya memburuk. Dia sempat menjauhi Augustus dan memutuskan bahwa jarak yang dibuatnya akan membuat Augustus tidak akan tersakiti jika suatu hari dia kehilangan Hazel. Tapi ternyata Tuhan punya rencana lain dong, kan gak ada yang tahu.. termasuk kita si penonton dan pemeran panggung kehidupan ini. Kondisi Augustus memburuk lebih cepat dan dia meninggal duluan. Dan Hazel, sama sekali belum menyiapkan diri untuk kehilangan itu. Dia berpikir, dirinyalah yang akan meninggal lebih dulu, bukan Augustus. The good point, ada banyak sekali hikmah yang bisa diambil di film ini, selain kalian semua bisa bersihin mata kalian dengan tangisan yang mengucur deras dari jendela kehidupan kita tersebut. Well I am not gonna tell you all the detail about this movie, nonton ajah, I guarantee is good movie to watch with your parents or your partners.

***

Here is some 4 good point about TFiOS:

source tumblr
1. Sometimes we should accept the things that we cannot change. Siapa bilang? meskipun ada hal-hal yang gak bakalan kita bisa ubah, kayak gue yang terinfeksi HIV gini atau Hazel, Augustus dan Isaac yang kena kanker. Kita masih bisa punya kesempatan buat menambahkan ornamen-ornamen sesuai kreatifitas kita, di ruang ruang kehidupan yang kita punya. Seperti, saya yang meskipun kita memiliki HIV kita bisa kasih bumbu dengan membuka diri untuk membantu sesama. Membantu mereka yang belum tau informasi HIV supaya tahu, dan at least bisa melindungi diri mereka jangan sampai terinfeksi. Atau kita bisa bantu sesama teman yang memiliki persoalan yang sama, berbagi bahu dan telinga untuk bercerita. Jadi paling gak, saatnya kematian tiba.. hidup kita gak sia-sia amat kan yahh. We already do little things that could be somethings to people.

2. Pentingnya memiliki mereka yang memberikan kita dukungan melalui masa-masa sulit. It could be your parents, your siblings, people next to your house, anyone.. you can choose. Meskipun bagi mereka yang ada di sekitar kita (yang sakit) akan sangat sulit karena harus memikul beban-beban, but trust me, their hands, their smile, their presence is mean a lot. Itu kenapa saya keukeuh untuk promote no stigma and discrimination campaign among people living with HIV. Karena saya tahu betul rasanya memiliki mereka yang memberikan dukungan serta kasih sayang selama kita sakit, dan menjalani pengobatan, melalui masa masa sulit. beruntungnya, rasa sakit di tubuh kami orang yang hidup dengan HIV tidak sesakit mereka yang memiliki kanker. But still, if you have friend, family member, or loves one.. who dying because of disease.. an illness, make time for them.

3. That's the thing about pain it demands to be felt, kalau sakit.. jangan sungkan untuk mengakui kalo lo sakit men, let it go.. biarlah kita rasakan rasanya. Klise sih gue, trs entar ada yang komen "emang lo tau yu, rasanya kanker?" Nop, I dont know. Tapi saat kita menerima dan merasakan segala kesakitan yang ada, at some point, kita bisa ikhlas se-ikhlas ikhlasnya kalau kita memang sakit, kalau kita butuh bantuan, pertolongan, pengobatan, apapun itu. And it feel much, much easier.. ngejalanin semuanya dengan rasa ikhlas.

"Without Pain, How We Could Know Joy?"

4. We should prepare our death properly. (yang ini gue agak ngayal sih, karena gue belum melakukan itu, tapi kayanya gue harus mulai melakukannya). Saat seseorang sakit, kebanyakan lupa dan merasa bahwa mereka akan baik-baik saja. Tapi ternyata, saat kita memiliki persiapan untuk menghadapi kematian, mungkin itu bisa meringkan beban orang-orang yang ada di sekitar kita. Seperti kita bisa minta maaf sama orang-orang yang sudah kita sakiti, kita juga bisa menulis surat pada orang orang yang kita sayangi tentang rasa terima kasih kita selama hidup yang kelak akan mereka baca saat kita sudah tiada. Kita juga bisa menyiapkan beberapa hal terkait teknis proses penguburan setelah kematian kita, entah itu menyiapkan kain kaffan bagi yang muslim, atau surat wasiat bagi yang memiliki keluarga, atau teknis lainnya supaya keluarga gak repot dan ditambah kesedihannya setelah kepergian kita. Well, I am not sure bisa melakukan ini atau tidak, I honestly not ready but I should be ready.

But hey...
soundtrack TFiOS ini keren-keren banget! You can just search in Youtube "TFiOS Original Soundtrack". And dont forget, nonton filmnya.. serap rasanya dan jadilah manusia manusia terbaik yang penuh cinta setelah menontonnya. Sehat sehat ya gaes, thanks for reading!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar