Senin, 20 Juni 2016

Proses Akhir Persiapan Operasi FAM ;)

Berada di sekitar mereka yang selalu memberikan dukungan dan semangat bisa membantu kita mengurangi beban yang sedang bergelayutan di pundak kita. Punya urusan kesehatan yang banyak macam ini memang harus benar-benar dijalanin dengan kepala tegak dan hati yang lapang. Meskipun capek, tapi kalau ngejalaninnya ikhlas, insyaallah lancar semua prosesnya. Dan itu yang saya rasakan satu bulan kebelakang ini, dalam proses mengurus persiapan operasi Fibroadenoma Mamae yang belakangan diketahui kembali tumbuh di payudara kanan saya. Mulai dari mengurus rujukan BPJS-nya yang super panjang, dan rumit, sampai ke urusan persetujuan dokter-dokter terkait dengan kondisi HIV saya.

Maka saya bertekad bulat untuk mendokumentasikan semua prosesnya, supaya bisa jadi bahan pembelajaran bagi siapapun yang membacanya. Khususnya karena saya punya case HIV, yang bagi sebagian orang (termasuk petugas kesehatan) adalah hal yang gak biasa. Hari ini saya akan bercerita tentang the end of the process, yup finally.. Proses akhir persiapan operasi FAM nya berjalan lancar dan insyaallah FAM tersebut bisa segera diangkat. Mau tau ceritanya? Simak yaaa!


Gak mudah buat saya bagi waktu di sela-sela pekerjaan yang lumayan banyak, jarak Jakarta-Bandung (Kantor di Rawamangun, Rumah di Bandung) seminggu sekali untuk bekerja, dan harus kembali ke Bandung untuk ngurus persiapan operasi. Alhamdulilah saya punya suami keren yang baik hati, dia standby untuk ngingetin saya kapan jadwalnya ke dokter, atau rutin menanyakan apakah hasil darah ini dan itu sudah ready. So, hari kamis 16 Juni 2016 lalu, setelah semua hasil darah yang terdiri dari pemeriksaan CD4, hematologi rutin, Protrombin, SGOT/SGPT, Glukosa, APTT, Radiologi Thorax dan HCV RNA; saya melapor ke dokter yang menangani HIV saya di Klinik Teratai RS Hasan Sadikin. Dari sini, saya harus mendapatkan surat persetujuan untuk dilakukan tindakan operasi pengangkatan FAM.

Thanks God, prosesnya gak sulit dan setelah dokter menerima semua hasil yang saya lakukan, beliau memberikan ijin dan persetujuan pemeriksaan. Beliau bahkan sempat berdecak kagum karena hasil CD4 saya yang meningkat pesat, serta kesembuhan Hepatitis C saya. Rasanya saya pun dengan rasa syukur yang sama, lega karena kondisi HIV saya tidak akan mempengaruhi persiapan operasi pengangkatan FAM yang akan saya jalani.


Jumat, 17 Juni 2016, saya kembali ke RS Hasan Sadikin. Setelah mendapatkan persetujuan dari dokter yang menangani HIV saya di klinik teratai, saya kembali ke dokter bedah Onkologi. Dari sana, dokter merujuk saya untuk kembali melakukan beberapa pemeriksaan darah, pemeriksaan EKG, dan Pemeriksaan Faal Paru. Kenapa penting dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut ya? Lalu saya coba mencari tahu.

ilustrasi tindakan EKG (sumber : google.com)
EKG atau Elektrokardiogram merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Tes ini merekam aktifitas listrik dari jantung dan pada batas tertentu akan dapat mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak normal. Pasien biasanya akan diminta berbaring dan relaks untuk kemudian dipasangkan alat-alat ada penjepit yang ditempel di kedua pergelangan kaki dan kedua pergelangan tangan, lalu ada sekitar 7 kabel yang ditempel di bagian dada kiri saya. Lalu kemudian petugas EKG, akan merekam dengan alat Elektrokardiogram. Dan alhamdulilah hasil EKG saya sangat baik dan normal. EKG Penting sekali dilakukan, karena pada saat operasi nanti, saya akan mendapatkan bius umum yakni seluruh tubuh sehingga saya akan tidak sadarkan diri. Jika terdapat kelainan pada jantung, sejak awal akan diketahui dan mengantisipasi situasi saat pasien tidak sadarkan diri.


Alat Spirometri (Sumber : Google.com)
Selanjutnya, saya melakukan pemeriksaan FAAL Paru, apa itu? Well.. saya juga baru pertama kali lho, menjalani pemeriksaan - pemeriksaan ini. Nah, kalau pemeriksaan yang ini menurut dokter yang memeriksa saya, berfungsi untuk mengukur berapa banyak udara yang dapat masuk pada paru, mengukur seberapa cepat udara dapat keluar dari paru. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan ini bernama Spirometri. 

Pada pemeriksaan ini, sangat dibutuhkan kejelian memperhatikan aba-aba dokter. Karena dokter akan meminta kita menarik nafas dalam dari mulut, lalu menghembuskannya dari mulut, lalu diulang dan dihembuskan kembali dengan sangat cepat. Ada sebuah alat yang dimasukan ke mulut seperti corong, yang merupakan bagian dari Spirometri. Pemeriksaan FAAL Paru ini mengukur seberapa baik fungsi paru-paru untuk bernafas, selain sebelumnya sudah juga dilakukan pemeriksaan radiologi Thorax untuk melihat apakah ada gangguan seperti TBC. Thanks God, my lung is good, everything is normal. Lalu setelah itu, saya juga kembali menjalani pemeriksaan darah, karena hasil darah sebelumnya lumayan lama sehingga hasilnya pasti akan berubah. 

Senin, 20 Juni 2016, semua hasil EKG, Paru dan darah sudah siap, saya kembali ke Rumah sakit untuk berkonsultasi dengan beberapa dokter untuk mendapatkan persetujuan operasi. Diantaranya saya bertemu dengan dokter penyakit dalam, dokter Anestesi dan satu kali lagi kunjungan ke dokter bedah onklogi. Tidak ada pemeriksaan khusus secara fisik, semua pemeriksaan hanya bersifat wawancara dan observasi hasil dari pemeriksaan yang sudah saya lakukan Jumat lalu. Dan Alhamdulilah, semua dokter menyatakan saya dalam kondisi baik dan dinyatakan fit untuk menjalani operasi pengangkatan FAM.


Ada beberapa hal yang menarik, yang kerap saya temui di semua dokter. Hampir semua dokter yang saya temui selalu asik dengan gadgetnya saat saya masuk ke dalam ruangan, ada sekitar satu sampai tiga menit, mata mereka tetap terpaku pada gadget mereka, seperti tidak bergeming dengan kehadiran saya. Untungnya, tidak lama kemudian mereka meletakan gadget, dan menyapa saya "Selamat siang bu..". sebetulnya saya pingin marah, karena sudah menunggu lama, eh didiemin selama beberapa menit. Untungnya, perlakuan dan profesionalitas mereka dalam melakukan pemeriksaan tidak berkurang, sehingga kekesalan tersebut dapat saya redam. 

Satu hal lagi adalah kondisi HIV saya yang selalu membuat semua dokter dan perawat memberi reaksi yang beragam. Kebanyakan mereka tidak percaya, ada yang menunjukan dengan wajah yang menganga (seriously amazed), ada yang to the point bertanya "Ibu HIV Positif ya, kok bisa?" atau "Wah, sudah 7 tahun terapi ARV. Tapi sehat banget ya, gak keliatan kayak punya HIV". Respon yang beragam tersebut sebetulnya membuat saya senang sekaligus terharu, karena ternyata ODHA (Orang yang hidup dengan HIV) seperti saya ini, gak banyak yang mau buka status. Atau bisa jadi, banyak yang masih menganggap ODHA sama dengan orang yang kurus kering sakit sakitan. Proses menjalani persiapan operasi FAM ini, sesungguhnya juga mengajarkan saya untuk membuka mata para petugas kesehatan bahwa ODHA bisa sesehat dan sekece saya, bisa tetap beraktifitas tanpa harus dibatasi kondisi HIV mereka. Dan terharunya karena seluruh tim medis, di RS Hasan Sadikin ini sangat terbuka, tidak diskriminatif, dan menerima kondisi HIV saya dengan segala macam pembelajaran. Ada banyak diskusi di sela-sela suster sedang memeriksa tensi darah saya, atau saat sedang EKG dan lain sebagainya. 

"I suddenly believe that all of your act in the world will give you feed back, you doin good, you will receive good. you act kindness, all kindness will come to your life". 

So, at the end of today.. akhirnya saya dapat schedule operasi yang akan dilakukan segera. Kapan? Rahasiaaaa donggg hehehehe. Mohon doanya aja yah teman-teman sekalian, its ODS (One Day Surgery), semoga pemulihannya cepat dan lancar, prosesnya pun lancar, si FAM ndak numbuh lagi dan saya harus memulai hidup sehat setelah operasi pengangkatan FAM selesai dilakukan. And the other good things are, semua proses pemeriksaan dokter, lab, darah, EKG, dan lain-lain.. its free.. terima kasih untuk BPJS yang setiap bulan saya bayarkan. Operasinya nanti juga akan menggunakan BPJS, so its totally free. Alhamdulilah, God the Almighty!! Thanks for always supporting with reading this story, yuk sebarkan kebaikan dari apa yang teman sekalian baca dari tulisan saya ya! Super love love love love!!

5 komentar:

  1. Peluk Ayu dulu, ah. Insya Allah dimudahkan dan dilancarkan ya, Yu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aminnnnn Ya Rabb Ya Karim.

      Nuhun teh Efi.. <3

      Hapus
  2. Sabar ya mbak Ayu ... semoga dimudahkan semua proses dan diberi kesehatan selalu ... aamiin

    BalasHapus
  3. Amin moga operasinya lancar dan Ayu sehat terus, semangat

    BalasHapus