Rabu, 13 Mei 2015

30 Hari Pertama Pengobatan Lini 2 #Day6

Malam Renungan AIDS Nusantara, Mengingat perjuangan sahabat yang telah pergi
Catatan 13 Mei 2015

Setiap kali hendak memejamkan mata, wajah wajah mereka selalu membayangi. Sekalipun dalam tidur nyenyakku, Wajah wajah penuh rasa kasih dan sayang dari para sahabat serta orang orang terdekat yang telah wafat dalam perjuangannya melawan AIDS. Di tahun ke-6 ini, saya tidak henti hentinya bersyukur, memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kehidupan kedua. kehidupan yang mungkin pasti tidak ingin dipilih oleh orang orang, namun Tuhan memilih saya untuk menjalaninya dengan sepenuh hati. HIV sempat membuatku terpuruk, menangis berhari hari karena kehilangan suami. HIV sempat membuatku sakit, karena selalu melihat mereka, teman teman yang memberiku semangat di awalku mengetahui kondisi HIV, lantas pergi lebih dahulu.


Namun perjalanan enam tahun ini, merupakan perjalanan yang tidak pernah mudah. Banyak halang rintang, stigma dan diskriminasi dan kesedihan yang menghantui kami. Tapi wajah wajah yang membayangiku malam tadi, perlahan tidak lagi membuat air mataku menetes. Namun mereka mengirimkan kekuatan dan semangat, melalui wajah wajah yang hadir dalam setiap mimpi malamku. Sehingga pagi ini, walau bangun dengan lebih lemas (entah kenapa), tapi semangat itu kembali lahir. Semangat untuk hidup dan memberi manfaat.

Setiap Bulan Mei, seluruh keluarga, sahabat, dan orang orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia memperingati AIDS Candlelight memorial day, atau yang akrab di telinga bangsa Indonesia sebagai Malam Renungan AIDS Nasional. Dimulai pada tahun 1983, AIDS Candlelight Memorial day dimotori oleh Global Network people living with HIV (GNP+), yaitu Salah satu  organisasi akar rumput tertua di dunia, yang memobilisasi banyak kegiatan, informasi serta mengajak masyarakat dunia untuk meningkatkan kesadaran mengenai HIV AIDS. International AIDS Candlelight Memorial diperingati setiap minggu ketiga di bulan Mei, dan pada tahun 1983 dilaksanakan oleh koalisi beberapa 1.200 organisasi masyarakat di 115 negara. Hingga kini, momentum ini diperingati oleh setiap orang atau kelompok yang peduli terhadap isu HIV, seraya mengenang sahabat sahabat yang wafat dalam perjuangan melawan AIDS.

Di Indonesia sendiri, Malam Renungan AIDS Nasional diselenggarakan pertama kali pada tahun 1991. Kegiatan ini diselenggarakan di Surabaya oleh Gaya Nusantara dengan bantuan dari Persatuan Waria Kotamadya Surabaya (Perwakos). Dan seiring dengan berjalannya waktu, seluruh lapisan masyarakat dan kelompok kelompok terdampak HIV AIDS di seluruh pelosok Indonesia, memperingati Malam renungan AIDS Nasional secara serentak. Mengiringkan doa, dan membakar kembali lilin lilin semangat dalam setiap diri mereka yang masih hidup, untuk tetap tegar, dan bersemangat menjalani kehidupan walau dengan HIV AIDS.

Mengingat banyak nama, dan menyebutkannya satu persatu dalam doa. Mengenang segala kebaikan hati, ketulusan dalam bersahabat, pertemanan tanpa membedakan warna kulit, atau latar belakang kehidupan. Saudara saudara ku yang telah pergi mendahului karena sang empunya tubuh, telah selesai berjuang. Bukan kalah, bukan pun mengalah. Namun, merekalah pemenang sejati, karena  semangat yang tidak mereka bawa mati. Karena semangat yang mereka lepaskan, untuk saya, untuk kami.

Malam ini, sebelum akhirnya memposting tulisan ini. Tepat saat alarm minum obat saya berbunyi, sebuah status facebook tertulis di timeline salah satu sahabat. Satu orang lagi telah pergi, seorang perempuan yang berjuang keras, untuk hidup. Nyatanya, kita tidak seharusnya berjuang untuk hidup, tapi berjuang menikmati setiap sendi kehidupan, berjuang untuk menghadapi kematian yang akan datang. Obat obatan yang menolong kami selama ini, mungkin hanya bersifat sementara. Karena pada akhirnya, Tuhan akan meminta kita semua untuk kembali. Tulisan hari ini, tidak bermaksud untuk menangisi siapapun. Tidak bertujuan untuk menumbuhkan rasa sedih dan kesakitan yang telah lama hilang, termasuk di dalam diri saya sendiri. Selamat jalan saudara saudaraku. Semoga Allah swt mengampuni segala salah dan khilaf yang pernah diperbuat serta menerima amal ibadah yang pernah dilakukan selama hidup di dunia.

And you, keep Fighting ayu..



2 komentar:

  1. seneng deh baca postingan mba kalo semangat gini :) Nular soalnya..yg baca jd ikutan semangat ngadepin hidup ;)

    BalasHapus
  2. Semangat kak Ayu :) sehat selalu yaa

    BalasHapus