Selasa, 05 Januari 2016

Semua Butuh Bubur Ayam (6-365)

sumber : google.com
Hampir setiap pagi, Malika membangunkan kami di kamar dengan kata-kata yang sama. "Mi, aku laper..". itu kenapa saya biasanya selalu menyiapkan persediaan makanan yang bisa secara mudah diolah untuk sarapan, seperti telur, kornet, kentang, sosis, sereal atau nugget. 

Tapi, di masa pertumbuhannya, Malika selalu bosan dengan beberapa makanan yang aku kami siapkan dirumah. Sehingga mau tidak mau ya kita harus mengikuti permintaanya, jika punya keinginan ini dan itu. 

Dan pagi ini, Bubur Ayam adalah pilihannya untuk sarapan. Sehingga Ayu, yaitu saya.. ibu-nya yang agak pemalas ini.. harus mengangkat pantatnya dari kasur dan menuju tukang bubur Ayam. Pilihan kami jatuh pada bubur ayam telkom (begitu sebutannya).

Pertama kali saya mencoba bubur ini pada saat masih pacaran dengan Febby. ini adalah salah satu bubur favorit suami saya sejak kecil. Wah, saya sangat penasaran, bagaimana bubur ini bisa bertahan sekian lama dan memiliki pelanggan yang bejibun banyaknya, khususnya di hari Sabtu dan Minggu.

Sebetulnya ini bukan satu-satunya bubur ayam yang enak di Kota Bandung. ada beberapa bubur favorit kami, tapi karena bubur telkom ini jaraknya begitu dekat dari rumah, maka selalu menjadi pilihan kami untuk sarapan. percaya atau tidak (percaya aja lah ya), bubur ayam ini sudah berjualan sejak tahun 85'an, yang berarti Seusia dengan saya. Tidak ada yang istimewa dari bubur ini. hampir sama dengan bubur ayam lainnya.

Isiannya Bubur, Cakwe, suwiran ayam, telur rebus, diberi bumbu plus kerupuk. Namun kelebihannya adalah, porsi yang banyak serta topping suwiran ayam yang melimpah, mulai dari daging, sampai ati ampela dan telur rebus. Sehingga, khusus untuk Malika kami harus memesankan 1/2 porsi saja, kalau tidak, kami bakalan kewalahan untuk menghabiskannya.

Bubur ayam telkom ini, terletak di pedestrian depan gedung telkom di Jl.Merdeka, persis di depan museum mandala wangsit siliwangi yang bersejarah. Bubur ini buka sejak pukul 6 pagi sampai buburnya habis. Kalau hari biasa, bubur bisa habis paling lama sampai pukul 10 dan kalau di hari sabtu minggu, jangan heran kalau jam 8 atau jam 9 bubur sudah habis ludes. Kita bisa melihat antrian para pesepeda dan warga bandung yang sedang jalan pagi, mengantri di sekitar gerobak si abang bubur. 

Tukang bubur yang sudah cukup tua, namun masih segar bugar tersebut dibantu oleh asistennya. Di hari biasa, biasanya dibantu oleh 2 orang, namun jika ramai biasa dibantu oleh 3 orang. Ada yang bertugas mencuci piring dan gelas. Ada yang bertugas membantu menyiapkan pesanan, dan ada yang membantu melayani sekaligus menanyakan pesanan pada para pelanggan. 

konon, hasil investigasi lapangan yang dilakukan oleh suami, dalam sehari tukang bubur ini bisa menghasilkan omset sekitar 2 juta rupiah. Nah, buat kamoh-kamoh.. jangan lupa sarapan ya.. biar gak galau dan uring-uringan. Selamat Pagi semua!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar