Kamis, 07 Januari 2016

(Bukan) Koki yang Suka Memasak (9-365)

sumber : pexels.com
Sejak kecil ibu dan nenek selalu menanamkan kepada saya bahwa perempuan mau tidak mau, suka tidak suka harus bisa memasak. Bagi saya pernyataan keduanya begitu intimidatif dan menakutkan, saya sempat berfikir, apa yang akan terjadi jika saya tidak memiliki kemampuan untuk memasak. 

Atau yang terburuk, saya tidak memiliki keinginan sama sekali untuk memasak? Saat itu saya tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sehingga dengan pasrah, saya mulai mengikuti ritual-ritual dari rumah kami saat para perempuan memasak. Ibu mulai mengajari saya bagaimana cara mengupas bawang dan mengirisnya, rasanya sangat aneh.. saya sama sekali tidak sedih namun air mata saya terus bercucuran. 

Selain itu ibu juga mengajari saya bagaimana cara membersihkan sisik ikan, mencuci ayam dan daging sebelum diolah menjadi makanan. Rasanya sangat mengerikan, harus memegang semua hewan yang telah mati tersebut. Mereka begitu dingin, basah dan bau amis. Saya paling benci bagian yang satu ini, begitu menyiksa. Ibu Juga memperkenalkan saya kepada begitu banyak bahan masakan, mulai dari syur mayur, buah-buahan, bumbu dapur dan bagaimana kombinasi dari semuanya dapat menghasilkan makanan yang lezat dan menyehatkan serta membahagiakan anggota keluarga. Tapi saya menyerah, semua begitu sulit.

Satu hal yang juga saya benci adalah saat harus menyiapkan semuanya, yakni membeli perlengkapan dan bahan baku memasakannya di pasar. Ah, rasanya saya mau kabur dan tidak akan kembali kerumah. Pasar itu adalah tempat mengerikan yang berbau, becek, banyak lalat dan.. saya hampir tidak bisa mengekspresikan rasanya setiap ibu meminta saya untuk ke pasar. Namun ya itu.. mau tidak mau.. suka tidak suka saya kahirnya melangkahkan kaki meski berat sekali.

sumber : pexels.com
Ketidaksukaan saya akan memasak perlahan runtuh setelah mengenal beberapa masakan yang rasanya lezat. Saya mulai berfikir, bagaimana orang ini dapat mengolah bahan baku yang begitu banyak, menjadi makanan yang luar biasa enak rasanya.

Tidak usah sekelas restoran bintang lima, bahkan warung tegal pinggir jalan dan nasi goreng keliling pun selalu membuat saya ingin kembali membeli dan makan lebih banyak. Dari situ saya mulai mencari dan bertanya kepada ibu serta nenek, apa fungsi dari ketumbar, bawang putih, lada, lengkuas, temu kunci dan bagaimana semuanya menjadi bumbu yang dapat melezatkan makanan.

Pada saat kelas 6 sekolah dasar saya akhirnya bisa memasak makanan-makanan sederhana. Mulai dari Nasi, telur dadar, sayur bayam, sayur sop, tumis kangkung, perkedel kentang, perkedel jagung, dan beberapa masakan sederhana yang tingkat kesulitannya hampir tidak ada. Saya kemudian mulai meminjam resep-resep masakan yang rutin dikumpulkan oleh ibu, menjadi sebuah kliping. Sehingga memasuki masa-masa SMP dan SMA, kemampuan saya memasak meningkat demi sedikit, meskipun rasanya jauh dari sempurna. Kadang kurang garam, kadang terlalu asin, bahkan kadangkala tidak ada rasanya.

Setelah menikah, kedua pernikahan saya membentuk saya menjadi pribadi yang lebih tangguh dan berani mencoba segala hal. Saya mulai suka melihat acara yang menyuguhkan bagaimana cara memasak, saya sering bertanya kepada beberapa kawan tentang resep masakan yang mereka buat.

Hingga akhirnya, sampailah pada pencapaian terbesar saya yakni mendapat pujian dari anak dan suami bahwa makanan saya lezat. Mereka juga makan dengan lahap dan senyum mereka merekah saat makanan habis, dan dengan lantang mereka bilang "kenyanggg..." dan mereka semua minta tambah lagi, lagi dan lagi. wahh bahagiaa!

Senangnya bukan main, dari tidak bisa apa-apa, tidak mau tahu, bahkan jijik.. sampai akhirnya, kalau lapar saya gak perlu repot-repot membeli makanan dengan harga 2x lipat. Tapi saya tinggal ke pasar (ya akhirnya pasar menjadi salah satu destinasi favorit saya), lalu belanja dan memasak apapun yang saya mau. Seperti hari ini, saya memasak sayur bayam dan telur balado. Bagaimana dengan teman-teman, punya pengalaman menarik seputar memasak kah? Kalau sejak dulu saya tahu bahwa memasak tidak begitu sulit, mungkin saya sudah kaya raya karena saya tidak akan banyak jajan diluar, atau bahkan saya bisa membuka restoran sederhana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar