Minggu, 12 April 2020

Vaginaku

Aku dilahirkan melalui vagina seorang ibu
Mendapatkan vagina dari seorang ibu
Melalui vaginaku ku mempelajari ketakutan dan keberanian

Dengan vaginaku ku hadapi kehidupan yang menyakitkan dan membahagiakan
Vaginaku menjadi daya tariku
Laki laki tidak lagi melihatku sebagai aku

Vaginaku menjadi begitu nampak dan semakin jelas setiap dinding endometriumku meluruh 
Vaginaku menjelma menjadi sesuatu yang baru
Sesuatu yang sangat kuat seperti bernyawa
Aku memiliki dua nyawa.. 
pada diriku dan pada sang vagina

Nyawa baru pada vaginaku mempertemukanku pada seorang pria yang kemudian menjadi belahan jiwa sekaligus memberiku sebuah virus yang mematikan separuh nyawaku
Vaginaku juga akhirnya merenggut nyawa lain, nyawa pria yang sempat membuatku merasa sangat hidup

Vagina

Vagina

vagina

Dia kembali berulah

Tidak bisa membantuku melahirkan dua orang anak. Keduanya.. keluar dari belekan di perutku.. sayang, anak yang satu malah mati. Mungkin gara gara dia ga keluar dari vaginaku
vagina membuat suara suara bising dari sekelilingku

Ga nurut kata orgtua sih! 
Jadi nya ga bisa kan lu beranak normal
Kok cesar, ahh anak muda sekarang gampang nyerah emang

Vagina

vagina

Vagina

Memang.. menjadikanku bagian dari masyarakat kebanyakan
Tapi membuatku sundal dan penyakitan

----

Puisi ini saya tulis dan bacakan pada momen ulangtahun pertama Panggung Minoritas, sebuah kelas belajar mengenai keberagaman, gender dan seksualitas di Kota Bandung yang didirikan oleh saya bersama empat orang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar